Saturday, March 14, 2015

TSA ATPK's Stories : Banjir Di Awal Tahun Kuliahku



 S
ingkat cerita, pada siang hari sebelum banjir melanda kampus dan mess kami cuacanya memang sudah tidak bersahabat, yaaah  bisa dikatakan siang itu hujan mengguyur Bandung dengan derasnya sekaligus kilat dan guntur yang saling berkejaran di siang itu. Saya dan teman sekamar sekaligus sahabat tercinta Sara Aprilia (biasanya dipanggil : Awa) sedang bereksperimen terhadap masakan kami. Kami pun selesai memasak, makan, sholat, dan hal-hal yang tidak perlu diperhitungkan disini :D . Malam harinya suara gemuruh memang sudah berhenti tetapi hujan masih mengguyur  wilayah sekitar Mess kami alias gerimis. Pada saat itu, saya mulai merasa khawatir apakah  malam ini akan terjadi banjir. 

Seketika awa memecah suasana hening kamar, dia bilang bahwa malam itu dinformasikan bahwa kita sudah siaga banjir 1. Tiba-tiba hati ini berdegup kencang mendengarnya, seketika fikiran inipun teringat kepada kedua orangtua yang jauh dari mata. Dalam hati, saya pun berdo’a kepada Tuhan yang maha esa untuk menyelamatkan kami semua yang ada disini dan orangtua saya diberikan kesehatan selalu disana. Awa pun membangunkan saya dari kekhawatiran, dia memberitahu saya untuk berkemas menaikkan semua barang-barang yang ada didalam kamar termasuk barangnya teman-teman saya Theng Siauyin dan Fitria Ningrum yang telah pulang kampung halamannya masing-masing. Satu jam lebih berlalu, kamipun telah selesai mengangkat semua barang keatas dan memasukkan semua baju kedalam koper. Kebetulan yang masih ditinggal di Mess kami saya, awa, dan ketua Mess C ( kami panggil ce silva ). Ce silva pun telah selesai membereskan semua barangnya, dia bilang kalau dia akan tinggal sementara dikamar temannya Ce Esuko. Kami pun berniat untuk tidur sementara dikamarnya Ce Jessica. Saat kami keluar dari Mess C, masih gerimis. Disaat itu, teman cowo seangkatan kami membantu mengangkat barang-barang Saya dan Awa ke Mess Ce Jessica. Sebelum naik kelantai 2, saya dan awa masuk kekamar kakak saya, kekamarnya kak nia. Saya  dan awa heran melihat kak nia yang masih dengan santainya belajar dimejanya. Dia berfikir malam itu tidak akan terjadi banjir. Setelah itu, kami naik keatas kelantai 2 kekamarnya Ce Jessica. Ternyata ada temannya Ce Jessica, mereka pun berpendapat yang sama dengan kak nia. Mereka dengan santainya ngobrol  dengan kami semua dengan waktu yang cukup lama. 

Haripun sudah menunjukkan jam 10 malam, kamipun tidur. Disaat kami tertidur, ada yang mengetuk pintu dengan kuat. Tetapi tidak ada satupun yang membuka pintunya, termasuk saya sendiri. Kamipun melanjutkan tidur, dan tak lama kemudian ada lagi yang mengetuk pintu. Dan suara itu benar-benar membuat kami semua terbangun, karena seseorang itu mengatakan banjir sudah merendam mess cowo. Akhirnya kami bangun dari tidur dan turun kebawah untuk melihat situasinya. Kami segera membantu teman-teman mengangkat barang-barangnya. Setelah itu kami jalan mengelilingi kawasan kampus kami. Belom terjadi apa-apa, tetapi setelah sampai kepintu gerbang, pak satpam bilang banjir sudah setinggi betis orang dewasa. Ternyata memang benar! Sesaat hati ini bergetar mengingatkan seandainya saya berada didekat orangtua, saya tidak akan merasa setakut ini. Karna kabarnya pada tahun 2010 lalu, banjir setinggi hampir 3 meter menggenangi mess kami dan ATPK. Kamipun pulang, dan tiba-tiba ditengah jalan ada yang teriak “ JEBOOLLLLLLL” dengan keras. Kamipun semua terkejut. Tetapi sebenarnya, saya tidak benar-benar mendengar teriakan itu dengan jelas. Tapi seketika itu ada air dengan arus yang cepat datang dari arah belakang mess cowo. Saya dan kak nia seketika lari ke Mess. Semuanya sudah sibuk dengan dirinya masing-masing. Ada yang masih menyelamatkan barang-barangnya, ada yang masih membantu temannya mengangkat barang-barang mess seperti TV, kasur-kasur yang masih ada dikamar yang pintunya tidak dikunci. Saya juga harus memeriksa kamar saya dulu setelah itu langsung lari kekamar nya Ce Jessica. Sekitar 5 menit saja, airnya telah menggenang setinggi lutut orang dewasa. Perasaan saya pun bercampur aduk, tiba-tiba saya menangis melihat banjir yang tingginya mungkin malam itu udah setinggi saya sendiri. Sudah ditetapkan bahwa pada tanggal 23 Desember 2014 sekitar pada pukul 01.15 dinihari banjir melanda kembali mess sekaligus kampus kami.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, mata masih tidak bisa dipejamkan dan akhirnya saya sholat. Setelah sholat saya mencoba untuk tidur, tapi sekitar 15 menit kemudian sudah ada perintah untuk bergegas karna kami akan segera diungsikan kesatu tempat. Kamipun bergegas untuk meninggalkan kamar. Saya awalnya berfikir bahwa besok dipulangkan, jadi saya tidak membawa apapun kecuali jajanan bulanan yang memenuhi tas saya. Akhirnya setelah cukup lama menunggu kami dijemput sama teman-teman dan pak satpam menggunakan perahu karet. Disitu menjadi Pengalaman Pertama Saya turun keatas perahu lewat atap jalan yang menghubungkan Mess B cewe dan Mess A cewe. Rasanya Amazing, serasa lompat keair tapi nyatanya bukan keair . heheeeJ
Kami semua mahasiswa dari RAPP lebih dari 10 orang terlantar hidupnya di Gedung Pinus. Anak-anak dari perusahaan lain juga ada. Apakah kami akan dipulangkan ? Atau cuma dipindahkan sementara ke Jakarta ? oke, nasib kami memang benar-benar ditangan orang yang berwenang terhadap kami. Sudah hampir 6 jam menelantarkan diri, seperti terjebak dan tidak bisa keluar dari gedung itu. Akhirnya kami dipastikan pulang kerumah masing-masing. Sejenak kami semua pun bersyukur ketika mendengar kabar akan dipulangkan kedaerah masing-masing.

Kami pun berpisah dengan teman-teman yang berasal dari perusahaan lain. Sebenarnya rasa sedih bercampur rasa khawatir telah meninggalkan mereka. Memikirkan nasib mereka yang belum tentu dipulangkan oleh perusahaannya. Dari pengalaman banjir ini kami baru benar-benar menyadari bahwa tidak ada perbedaan diantara kami, walaupun kami semua berasal dari provinsi yang berbeda-beda, suku berbeda, dan berbeda perusahaan yang mengutus kami. Semua nya adalah satu !!!Kami hanya bisa berdo’a supaya mereka juga dipulangkan. Dipulangkan kekampung halaman mereka masing-masing. Sehari setelah kami pergi meninggalkan kampus kami, mereka dengan gembira mengatakan bahwa mereka akhirnya akan dipulangkan walaupun mereka harus tidur di Gedung Pinus yang masih dilanda banjir beberapa malam. Alhamdulillah Ya Robb ...

by: Nurhanisah 

5 comments:

  1. Great post I would like to thank you for the efforts you have made in writing this interesting and knowledgeable article. know more about sukanto tanoto

    ReplyDelete
  2. I am hoping the same best effort from you in the future as well. In fact your creative writing skills has inspired me. is sukanto tanoto scam?

    ReplyDelete
  3. Love what you're doing here guys, keep it up!.. Blog Posts

    ReplyDelete
  4. This is a savvy blog. I would not joke about this. You have such a great amount of learning about this issue, thus much energy. You additionally know how to make individuals rally behind it, clearly from the reactions. Citation Flow

    ReplyDelete