S
|
ingkat cerita, pada siang hari sebelum banjir melanda kampus dan
mess kami cuacanya memang sudah tidak bersahabat, yaaah bisa dikatakan siang itu hujan mengguyur
Bandung dengan derasnya sekaligus kilat dan guntur yang saling berkejaran di
siang itu. Saya dan teman sekamar sekaligus sahabat tercinta Sara Aprilia (biasanya
dipanggil : Awa) sedang bereksperimen terhadap masakan kami. Kami pun selesai
memasak, makan, sholat, dan hal-hal yang tidak perlu diperhitungkan disini :D .
Malam harinya suara gemuruh memang sudah berhenti tetapi hujan masih
mengguyur wilayah sekitar Mess kami alias gerimis. Pada saat itu, saya mulai merasa khawatir apakah malam ini akan terjadi banjir.
Seketika awa
memecah suasana hening kamar, dia bilang bahwa malam itu dinformasikan bahwa
kita sudah siaga banjir 1. Tiba-tiba hati ini berdegup kencang mendengarnya,
seketika fikiran inipun teringat kepada kedua orangtua yang jauh dari mata.
Dalam hati, saya pun berdo’a kepada Tuhan yang maha esa untuk menyelamatkan
kami semua yang ada disini dan orangtua saya diberikan kesehatan selalu disana.
Awa pun membangunkan saya dari kekhawatiran, dia memberitahu saya untuk
berkemas menaikkan semua barang-barang yang ada didalam kamar termasuk
barangnya teman-teman saya Theng Siauyin dan Fitria Ningrum yang telah pulang kampung halamannya masing-masing. Satu jam lebih berlalu, kamipun telah selesai
mengangkat semua barang keatas dan memasukkan semua baju kedalam koper.
Kebetulan yang masih ditinggal di Mess kami saya, awa, dan ketua Mess C ( kami
panggil ce silva ). Ce silva pun telah selesai membereskan semua barangnya, dia
bilang kalau dia akan tinggal sementara dikamar temannya Ce Esuko. Kami pun
berniat untuk tidur sementara dikamarnya Ce Jessica. Saat kami keluar dari Mess
C, masih gerimis. Disaat itu, teman cowo seangkatan kami membantu mengangkat
barang-barang Saya dan Awa ke Mess Ce Jessica. Sebelum naik kelantai 2, saya
dan awa masuk kekamar kakak saya, kekamarnya kak nia. Saya dan awa heran melihat kak nia yang masih
dengan santainya belajar dimejanya. Dia berfikir malam itu tidak akan terjadi
banjir. Setelah itu, kami naik keatas kelantai 2 kekamarnya Ce Jessica.
Ternyata ada temannya Ce Jessica, mereka pun berpendapat yang sama dengan kak
nia. Mereka dengan santainya ngobrol
dengan kami semua dengan waktu yang cukup lama.
Haripun sudah
menunjukkan jam 10 malam, kamipun tidur. Disaat kami tertidur, ada yang mengetuk
pintu dengan kuat. Tetapi tidak ada satupun yang membuka pintunya, termasuk
saya sendiri. Kamipun melanjutkan tidur, dan tak lama kemudian ada lagi yang
mengetuk pintu. Dan suara itu benar-benar membuat kami semua terbangun, karena
seseorang itu mengatakan banjir sudah merendam mess cowo. Akhirnya kami bangun
dari tidur dan turun kebawah untuk melihat situasinya. Kami segera membantu teman-teman mengangkat barang-barangnya. Setelah itu kami
jalan mengelilingi kawasan kampus kami. Belom terjadi apa-apa, tetapi setelah
sampai kepintu gerbang, pak satpam bilang banjir sudah
setinggi betis orang dewasa. Ternyata memang benar! Sesaat hati ini bergetar
mengingatkan seandainya saya berada didekat orangtua, saya tidak akan merasa setakut
ini. Karna kabarnya pada tahun 2010 lalu, banjir setinggi hampir 3 meter
menggenangi mess kami dan ATPK. Kamipun pulang, dan tiba-tiba ditengah
jalan ada yang teriak “ JEBOOLLLLLLL” dengan keras. Kamipun semua
terkejut. Tetapi sebenarnya, saya tidak benar-benar mendengar teriakan itu
dengan jelas. Tapi seketika itu ada air dengan arus yang
cepat datang dari arah belakang mess cowo. Saya dan kak nia seketika lari ke
Mess. Semuanya sudah sibuk dengan dirinya masing-masing. Ada yang masih
menyelamatkan barang-barangnya, ada yang masih membantu temannya mengangkat
barang-barang mess seperti TV, kasur-kasur yang masih ada dikamar yang pintunya
tidak dikunci. Saya juga harus memeriksa kamar saya dulu setelah itu
langsung lari kekamar nya Ce Jessica. Sekitar 5 menit saja, airnya telah
menggenang setinggi lutut orang dewasa. Perasaan saya pun bercampur aduk,
tiba-tiba saya menangis melihat banjir yang tingginya mungkin malam itu udah
setinggi saya sendiri. Sudah ditetapkan bahwa pada tanggal 23 Desember 2014
sekitar pada pukul 01.15 dinihari banjir melanda kembali mess sekaligus kampus
kami.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 5 pagi, mata masih tidak bisa dipejamkan dan akhirnya
saya sholat. Setelah sholat saya mencoba untuk tidur, tapi sekitar 15 menit
kemudian sudah ada perintah untuk bergegas karna kami akan segera diungsikan
kesatu tempat. Kamipun bergegas untuk meninggalkan kamar. Saya awalnya berfikir
bahwa besok dipulangkan, jadi saya tidak membawa apapun kecuali jajanan bulanan
yang memenuhi tas saya. Akhirnya setelah cukup lama menunggu kami dijemput sama
teman-teman dan pak satpam menggunakan perahu karet. Disitu menjadi Pengalaman
Pertama Saya turun keatas perahu lewat atap jalan yang menghubungkan
Mess B cewe dan Mess A cewe. Rasanya Amazing, serasa lompat keair tapi nyatanya
bukan keair . heheeeJ
Kami
semua mahasiswa dari RAPP lebih dari 10 orang terlantar hidupnya di Gedung Pinus. Anak-anak
dari perusahaan lain juga ada. Apakah kami akan dipulangkan ? Atau cuma
dipindahkan sementara ke Jakarta ? oke, nasib kami memang benar-benar ditangan
orang yang berwenang terhadap kami. Sudah hampir 6 jam menelantarkan diri,
seperti terjebak dan tidak bisa keluar dari gedung itu. Akhirnya kami
dipastikan pulang kerumah masing-masing. Sejenak kami semua pun bersyukur
ketika mendengar kabar akan dipulangkan kedaerah masing-masing.
Kami pun berpisah
dengan teman-teman yang berasal dari perusahaan lain. Sebenarnya rasa sedih
bercampur rasa khawatir telah meninggalkan mereka. Memikirkan nasib mereka yang
belum tentu dipulangkan oleh perusahaannya. Dari pengalaman banjir ini kami
baru benar-benar menyadari bahwa tidak ada perbedaan diantara kami, walaupun
kami semua berasal dari provinsi yang berbeda-beda, suku berbeda, dan berbeda
perusahaan yang mengutus kami. Semua nya adalah satu !!!Kami hanya bisa
berdo’a supaya mereka juga dipulangkan. Dipulangkan kekampung halaman mereka masing-masing. Sehari setelah kami pergi meninggalkan kampus kami,
mereka dengan gembira mengatakan bahwa mereka akhirnya akan dipulangkan
walaupun mereka harus tidur di Gedung Pinus yang masih dilanda banjir beberapa
malam. Alhamdulillah
Ya Robb ...
by: Nurhanisah
:D pengalaman :)
ReplyDeleteGreat post I would like to thank you for the efforts you have made in writing this interesting and knowledgeable article. know more about sukanto tanoto
ReplyDeleteI am hoping the same best effort from you in the future as well. In fact your creative writing skills has inspired me. is sukanto tanoto scam?
ReplyDeleteLove what you're doing here guys, keep it up!.. Blog Posts
ReplyDeleteThis is a savvy blog. I would not joke about this. You have such a great amount of learning about this issue, thus much energy. You additionally know how to make individuals rally behind it, clearly from the reactions. Citation Flow
ReplyDelete